Saudara-saudara kami kaum muslimin dimanapun anda berada, semoga Allahta'ala selalu membimbing kita dengan rahmat dan taufik-Nya.
Kebangkitan komunisme terkhusus PKI di negeri kita adalah sebuah keniscayaan. Karena sejarah telah membuktikan setiap kali pemberontakan dan pengkhianatan yang dilancarkan PKI, berhasil ditumpas dan digagalkan, maka kembali kader-kader PKI melakukan konsolidasi, merekonstruksi gerakan mereka, menyiapkan kembali makar-makar untuk merongrong negeri ini.
Dalam artikel sebelumnya telah kami sebutkan fakta kebangkitan PKI paska pemberontakan pertama, hingga meletus kembali pemberontakan PKI kedua di Madiun (1926/1927 – 1948), PKI hanya butuh waktu sekitar 22 tahun untuk kembali memberontak.
Bahkan PKI membutuhkan waktu yang lebih singkat (hanya 17 tahun) untuk kembali membangun kekuatan dan kembali memberontak kepada NKRI, pada fase pemberontakan kedua hingga meletus pemberontakan ketiga G30S/PKI (1948 – 1965).
Terbukti 3 Kali Melakukan Kudeta, Relakah Anda PKI Memberontak Untuk ke 4 Kalinya?
Bahkan sejarah juga telah membuktikan paska pemberontakan G30S/PKI 1965 yang dengan izin Allah ta'ala berhasil diberangus dan dihancurkan, kembali PKI berusaha membangun kekuatan.
Hanya butuh waktu satu tahun, tepatnya pada bulan September 1966 PKI menyatakan berhasil memulihkan partai atheis tersebut. Dalam kurun singkat PKI mengklaim meski dalam jumlah (secara kuantitas) mengalami kemunduran, namun secara mutu (kualitas) PKI telah mengalami kemajuan yang sangat penting.
Hal ini disebutkan dalam dokumen resmi PKI, melalui Pesan Politbiro CC PKI tertanggal 23 Mei 1967, dalam dokumen tersebut disebutkan:
"Pada tanggal 23 Mei 1967 ini Partai Komunis Indonesia yang kita junjung tinggi dan kita cintai berusia 47 tahun. Untuk kedua kalinya hari yang bersejarah bagi revolusi Indonesia ini kira peringati dalam keadaan masih merajalelanya kelaliman yang dibenggoli oleh klik militer-fasis Suharto-Nasution. Akan tetapi dibanding dengan satu tahun yang lalu, ketika kita memperingati hari ulang tahun ke 46 Partai, kini keadaan telah agak lebih baik.
Partai kita dan gerakan revolusioner Indonesia berada dalam proses kebangkitan kembali, sedang maju selangkah demi selangkah tetapi pasti di atas jalan revolusi. Pembangunan kembali PKI dan kekuatan revolusi tidak saja berlangsung di Jawa , tetapi juga di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, di Kepulauan Nusa Tenggara, dan Maluku. Sedangkan kekuatan kontra-revolusi menghadapi kesulitan-kesulitan berat di dalam maupun di luar negeri, dalam bidang politik maupun dalam bidang ekonomi yang tidak akan mungkin mereka atasi.
Satu tahun yang lalu, bertepatan dengan ulang tahun ke-46 Partai, di bawah pengejaran teror fasis yang paling biadab dan buas, Politbiro CC PKI telah mencapai kebulatan hati untuk melakukan otokritik, mengkoreksi kesalahan-kesalahan berat Partai dalam periode sesudah tahun 1951 sampai tahun 1965.
Politbiro berkeyakinan bulat, bahwa dengan mengkoreksi kesalahan-kesalahan Partai di waktu yang lalu dan mendiskusikan cara-cara untuk mengatasi kesalahan-kesalahan itu PKI tidak akan bisa dibasmi meskipun mengalami serangan teror putih yang paling buas dan paling besar di sepanjang sejarah. Otokritik Politbiro CC PKI itu kemudian disusun dalam satu ikhtisar yang disiarkan pada bulan September 1966. Berkat dilakukannya otokritik secara Marxis-Leninis itu, PKI yang telah berantakan berangsur-angsur berhasil ditegakkan kembali sebagai partai Marxis-Leninis.
Bahaya perpecahan yang serius yang akan lebih merugikan gerakan revolusioner Indonesia dapat dicegah. Dengan dilakukannya kritik dan otokritik secara Marxis-Leninis, maka PKI yang dalam jumlah, secara kuantitas mengalami kemunduran, secara kualitatif telah mengalami kemajuan yang sangat penting. Lahiriah PKI menyusut, tetapi secara hakiki sedang berkembang kembali.
Meskipun dengan Otokritik Politbiro CC PKI itu belum semua soal yang menyangkut pengalaman sejarah Partai dan revolusi Indonesia sudah dijernihkan sama sekali – sesuatu yang tak mungkin dilakukan dalam waktu yang begitu pendek – akan tetapi telah berhasil dicapai jalan keluar dari kegelapan, yaitu dengan ditetapkannya Tripanji Partai (baru) yang merupakan 3 sarana utama untuk memenangkan Revolusi Demokrasi Rakyat."
Bahkan dengan gamblangnya Politbiro CC PKI menyatakan tekad untuk balas dendam kepada rakyat negeri ini dan menetapkan hati untuk kembali melakukan kudeta bersenjata!
"Kritik dan otokritik secara Marxis-Leninis di dalam Partai telah mengubah duka derita kaum Komunis dan Rakyat revolusioner Indonesia menjadi tekad juang yang tak kunjung padam. Dengan tekad menuntut balas atas kematian dan siksaan ratusan ribu kawan-kawan seperjuangan, kaum Komunis dan Rakyat revolusioner Indonesia bangkit dari tanah, memungut kembali dan mengibarkan tinggi-tinggi panji merah Marxisme-Leninisme dan maju dengan ketetapan hati ke revolusi bersenjata."
Hilang dan terbunuhnya para pemimpin utama PKI, bukanlah halangan bagi mereka untuk kembali bangkit, hal ini ditegaskan dengan ucapan mereka:
"Dalam proses kebangkitan kembali Partai dan gerakan revolusioner Indonesia ini kesulitan-kesulitan, rintangan-rintangan, pukulan-pukulan kontra-revolusi masih terus-menerus kita hadapi. Bahkan pada akhir tahun 1966 terjadi pukulan-pukulan baru yang berat yang dilancarkan oleh kaum kontra-revolusioner dengan bantuan segelintir pengkhianat Partai.
Pukulan-pukulan baru pada akhir tahun yang lalu itu telah menimbulkan kerugian-kerugian besar pada Comite Central dan Comite Partai Jakarta Raya. Partai kita telah kehilangan lagi tenaga-tenaga pimpinan Central antara lain kawan Sudisman, Anwar Sanusi, Djokosudjono, dan tenaga-tenaga pimpinan Jakarta Raya.
Akan tetapi bagaimanapun rintangan dan kesulitan, betapapun beratnya pukulan-pukulan baru, kenyataan membuktikan bahwa semuanya itu tidak dapat mencegah kebangkitan kembali Partai dan gerakan revolusioner Indonesia yang telah menemukan kembali pedoman revolusi."
Melihat kenyataan ini, masih adakah yang meragukan kebangkitan PKI?
Ibarat pepatah: "Hilang Satu Tumbuh Seribu"
PKI tidak akan diam, kaum anti Tuhan tersebut terus melakukan propaganda, agitasi, berdusta dan memutar balikkan fakta, sampai tiba waktunya mereka kembali menebar teror, mengucurkan darah-darah rakyat Indonesia, membantai umat Islam dengan keji.
Tidakkah kaum muslimin mau belajar dari kesalahan masa lalu?
Allah 'azza wa jalla telah mengingatkan kita semua dalam firman-Nya:
فَاعْتَبِرُوا يَا أُولِي اْلأَبْصَارِ
“Maka ambillah (kejadian itu) sebagai pelajaran bagi kalian, wahai orang-orang yang mempunyai pandangan.” (al-Hasyr : 2)
No comments:
Post a Comment