Hasil pertemanan Gus Dur dengan Komunis/PKI di masa-masa tumbuh kembangnya, menjadikan Gus Dur gigih melindungi dan membela Komunis/PKI.
Dengan kedok kebebasan, atas nama demokrasi, atau memperjuangkan HAM, berbagai upaya Gus Dur lakukan, baik secara lisan, tulisan, kekuatan dan tindakan terus dia lancarkan.
Sungguh ironi, di satu sisi NU dan kaum muslimin menjadi korban keganasan PKI, di sisi yang lain tokoh yang dibanggakan NU, seorang yang disebut ulama bahkan digadang sebagai wali oleh warga Nahdliyyin tersebut justru menjadi pembela utama kaum pengingkar tuhan negeri ini.
REKAM JEJAK PEMBELAAN GUS DUR KEPADA KOMUNIS (PKI)
1. Menulis Kata Pengantar Untuk Buku Anak PKI
Saat Ribka Tjiptaning menulis buku "Aku Bangga Jadi Anak PKI" Gus Dur menulis sambutan dalam bukunya.
Tak hanya itu, pada saat launching buku tersebut Gus Dur pun turut menghadiri dan datang lebih awal dari jadwal yang ditentukan. Padahal, Gus Dur sebenarnya sudah memiliki acara di luar kota namun dibatalkan.
"Pak Dur (Gus Dur) saat itu datang lebih awal satu jam. Pak Dur mengaku takut launching buku saya diserbu,"
ucap Ribka.
Bahkan ketika Ribka Tjiptaning hendak menulis buku kedua, yang akan diberi judul "Anak PKI Masuk Parlemen", Gus Dur mengetahui, setuju dan hanya tertawa.
"Pak Dur saat itu pun tertawa mendengar judul tersebut. Pak Dur berkata 'sampean kok bikin judul yang seram-seram,"
ujarnya.
2. Meminta Maaf Kepada PKI
Gus Dur minta maaf kepada PKI, ketika berkunjung ke rumah Pramudya Ananta Toer, seorang sastrawan yang juga tokoh Lekra (ormas PKI). Meskipun akhirnya Gus Dur harus menelan pil pahit, karena sebaliknya tokoh PKI Pramudya Ananta Toer tidak mau meminta maaf pada NU.
Ini sekaligus menunjukkan bahwa PKI adalah kaum pendendam, hanya menuntut pihak lain untuk meminta maaf, namun tidak sebaliknya.
Seharusnya kader-kader PKI yang hari ini masih hidup dan anak-anak PKI, merekalah yang harus meminta maaf, atas tiga kali kudeta yang mereka lakukan. Karena PKI lah yang memberontak, membunuh dan membantai rakyat negeri ini. Adapun korban berjatuhan dari pihak PKI sebagai imbas atau akibat perbuatan mereka sendiri.
3. Gus Dur Mengusulkan Untuk Mencabut TAP MPRS Nomor 25 Tahun 1966
Kader-kader Partai Komunis Indonesia (PKI) atau anak-anak PKI memperoleh angin segar saat Gus Dur menjadi presiden. Karena saat itu Gus Dur yang mantan Ketum PBNU tersebut dengan lantang menyerukan penghapusan TAP MPRS Nomor 25 Tahun 1966.
Yaitu Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara Republik Indonesia Nomor XXV/MPRS/1966 tentang Pembubaran Partai Komunis Indonesia, Pernyataan Sebagai Organisasi Terlarang di Seluruh Wilayah Negara Republik Indonesia bagi Partai Komunis Indonesia (PKI) dan Larangan Setiap Kegiatan untuk Menyebarkan atau Mengembangkan Faham atau Ajaran Komunis/Marxisme-Leninisme.
Jika TAP MPRS Nomor 25 Tahun 1966 berhasil dicabut atau dihapuskan, maka PKI-Komunis-Marxisme-Leninisme-Aiditisme-Maoisme akan mudah mencengkeramkam taring Ateisme di negeri ini.
Video pembelaan Gus Dur terhadap PKI, dengan berupaya mencabut TAP MPRS Nomor 25 Tahun 1966, bisa simak di sini:
Namun gaung usul pencabutan TAP MPRS XXV/1966 berakhir bersamaan dengan berakhirnya kepemimpinan presiden Gus Dur. Pada rapat fraksi komisi B DPR RI hari Minggu 3 Agustus 2003, semua fraksi sepakat tidak mencabut TAP MPRS XXV/1966, termasuk Fraksi TNI/Polri.
4. Bagi Gus Dur, Orang Komunis Bukan Kafir
Hal ini sebagaimana dipersaksikan oleh Gus Mus, dalam acara haul Gus Dur keempat pada 16 Desember 2013 di Yogyakarta, Gus Mus berkata:
"Dia (Gus Dur) menganggap orang komunis sebagai sesama manusia, bukannya orang-orang kafir."
Jika benar nukilan dari Gus Mus ini, maka sungguh pernyataan Gus Dur tersebut bagian dari pemutar balikkan fakta, karena jelas-jelas pendiri Komunis Karl Marx menegaskan:
“Eksistensi Tuhan tidak masuk akal!Tuhan adalah konsep yang menjijikkan!Pendek kata, aku menaruh dendam kepada apa saja yang dinamakan dengan Tuhan!”
Karl Marx juga mengatakan:
“Agama adalah racun narkoba bagi masyarakat!Menghujat agama adalah syarat utama dari semua hujatan!”
Gembong komunis lainnya Lenin berkata:
“Matilah!Mampuslah agama!Hiduplah Atheisme!Kita harus memperlakukan agama dengan bengis!Kita harus memerangi agama!”
Dari pernyataan tokoh-tokoh Komunis di atas nyatalah bahwa kaum Komunis bukan saja kafir, bahkan Atheis, anti Tuhan dan anti agama.
Justru keyakinan Gus Dur ini menunjukkan pembelaannya yang paripurna kepada Komunis dan PKI.
Allahul Musta'an
No comments:
Post a Comment